Thursday, September 17, 2009

DOSA YANG LEBIH BESAR DARI BERZINA

Pada suatu senja yang lengang, terlihat seorang wanita berjalan
terhuyung-hayung. Pakaianya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada
dalam dukacita yang mencekam.

Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya tanpa hias muka atau
perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping
dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang
telah meroyak hidupnya.

Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s.
Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan uluk salam. Maka
terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk". Perempuan cantik itu
lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya
berderai tatkala ia berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan
saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya." "Apakah dosamu
wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa a.s. terkejut."Saya takut
mengatakannya."jawab wanita cantik. "Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak
Nabi Musa.

Maka perempuan itupun terpatah bercerita, "Saya... telah berzina".
Kepala Nabi Musa terangkat,hatinya tersentak. Perempuan itu meneruskan,
"Dari perzinaan itu saya pun...lantas hamil. Setelah anak itu
lahir,langsung saya... cekik lehernya sampai... mati," ucap wanita itu
seraya menangis sejadi-jadinya. Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan
muka berang ia mengherdik, "Perempuan bejad, pergi kamu dari sini! Agar
siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku kerana perbuatanmu. Pergi!"...
teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata
kerana jijik.

Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu hancur
luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk keluar dari
dalam rumah Nabi Musa.. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus
kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mahu dibawa kemana lagi
kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula
manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya,
betapa jahat perbuatannya.



Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi
Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya,"Mengapa engkau menolak
seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu
dosa yang lebih besar daripadanya?" Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah
yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?" Maka
Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril. "Betulkah
ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang nista itu?" "! Ada!"
jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian
penasaran."Orang yang meninggalkan solat dengan sengaja dan tanpa
menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina".

Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk
menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk
memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut. Nabi Musa
menyedari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa
penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu
tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Bererti ia seakan-akan
menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan
tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya. Sedang orang
yang bertaubat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh bererti
masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah itu ada, di jalan
ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mahu menerima
kedatangannya.

Dalam hadis Nabi SAW disebutkan : Orang yang meninggalkan solat lebih
besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur'an,
membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka'bah. Dalam
hadis yang lain disebutkan bahwa orang yang meninggalkan solat sehingga
terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan
disiksa dalam neraka selama satu huqub. Satu huqub adalah lapan puluh
tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari diakhirat
perbandingannya adalah seribu tahun di dunia.

Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita pezina dan dua hadis Nabi,
mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan timbul niat untuk
melaksanakan kewajiban solat dengan istiqomah.



Tolong sebarkan kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahui.
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta, astaghfiruka wa
atuubuilaiik.

Wassalam

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umatyang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar;
merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran 104:105)

Orang-Orang yang beriman itu akan menjadi tenteram hati mereka.
Ingatlah dengan mengingati Allah itu hati akan menjadi
tenteram.(Ar-Rad:28)

Best regards,

NIK LATIFAH BINTI MOHD ZAKI
Pejabat Pengarah Kanan
Institut Diplomasi dan Hubungan Luar Negeri,
Kementerian Luar Negeri,
Jalan Wisma Putra,
50460 Kuala Lumpur.

(o) 03-2149 1102
(f) 03-21449197
Email : latifah@idfr.gov.my

No comments: